Interval Waktu Penyambungan Terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Pada Tanaman Kakao
Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pertumbuhan tunas sambung pucuk dari setiap klon kakao yang dicobakan dengan interval waktu yang berbeda. Penelitian dilakukan di Desa Nggawia Kecamatan Tojo Barat Kabupaten Tojo Una - Una, pada bulan februari sampai april tahun 2013. Bahan yang digunakan berupa bibit kakao lokal umur 3 bulan (batang bawah), mata entres klon Sul 01 (Sulawesi 01). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan sambung pucuk pada klon kakao yang terdiri dari: W1 ; waktu penyambungan pagi hari jam 8-9 pagi pada suhu 260C; W2 adalah waktu penyambungan siang hari jam 11-13 siang pada suhu 320C; dan W3 adalah waktu penyambungan sore hari jam 15-17 sore pada suhu 300C. Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 9 satuan penelitian dan tiap satuan penelitian menggunakan sepuluh bibit tanaman (batang bawah), sehingga jumlah total bibit tanaman yang digunakan adalah 90 bibit tanaman. Pengamatan variabel berupa Pertumbuhan tinggi tanaman, Jumlah daun, Diameter batang, Persentase entres yang mati (PEM), Persentase entres dorman (PED), dan Persentase bibit jadi (PBJ). Hasil penelitian menunjukkan Perlakuan waktu penyambungan pada waktu sore hari dengan tingkat suhu 300C memberikan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang yang paling tinggi dibandingkan waktu penyambungan pada waktu pagi dan siang hari. Penyambungan yang dilakukan pada waktu sore hari mempunyai persentase entres mati dan entres dorman lebih rendah dan kemampuan tumbuh bibit yang lebih tinggi dibandingkan penyambungan yang dilakukan pada waktu pagi dengan suhu 260C dan siang hari dengan suhu 320C.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah, 2009. Statistik Perkebunaan Provinsi Sulawesi Tengah. Palu-Sulawesi Tengah.
Haryono, 2001. Zat Pengatur Tumbuh Dalam Pertanian. Yayasan Bina Fakultas Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hendro sunaryono, 1995. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura. Penerbit Sinar Baru, Bandung.
Iswanto, A., 1998. Peranan Bahan Tanam Kako Unggul dan Upaya Pemuliannya. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 14(3):250-256.
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Langsa,Y., dan Ruruk,B., 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah.
Limbongan,J.,Chatija,Arjanhar,A. dan Yosep,F.G.H.,1997. Uji Lapang Rehabilitasi Tanaman Kakao Secara Vegetatif dengan Metode Sambung Samping. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Biromaru, Palu.
Limbongan,J.,Bunga,Y.,Idrus,M.,Martono,J. dan Basrum,2000. Pengkajian Sistem Usaha Tani dan Perbaikan Mutu Kakao di Sulawesi Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Biromaru, Palu.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Napitupulu, L.A. 1995. Keragaan Klon Kakao Unggul RCC 70, 71, 72, 73. Usulan Pelepasan Varietas/Klon Kakao. p 9.
Pracaya, 1996. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prawoto,A.,1991. Pembibitan Kakao: Latihan Teknik Budidaya dan Pengolahan Kakao. Pusat Penelitian Perkebunan, Jember.
Tirtawinata, M.R., 2003. Kajian Anatomi dan Fisiologi Sambungan Bibit Manggis dengan Beberapa Aggota Kerabat Cluciaceae. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wudianto, 2000. Membuat Setek, cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.